Langsa – Pelabuhan Kuala Langsa menggelar Kick Off Meeting perdana bersama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PT Pelabuhan Kota Langsa (Pekola), PT Superintendent Company of Indonesia (Sucofindo), Agensi Kapal, Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) dan seluruh pihak yang terlibat dalam persiapan operasi lifting sulfur untuk pertama kalinya. (19/4)
Ini dilakukan untuk mengkoordinasi kegiatan yang telah diagendakan dari tahun 2023, yakni pengoperasian Lifting Sulfur Langsa. Untuk diketahui, ini merupakan pertama kalinya Pelabuhan Kuala Langsa akan melakukan lifting sulfur. Melalui pengelolaan langsung oleh PT PEMA, Pelabuhan Kuala Langsa akhirnya dimanfaatkan untuk penjualan komoditi sulfur ke Riau.
Dalam kesempatan tersebut, PT PEMA yang diwakili oleh Ketua Tim Operasi Sulfur, Panca Tri Ramadhani mengatakan bahwa PT PEMA telah berpengalaman dalam penjualan sulfur, karena sebelumnya PT PEMA pernah berbisnis sulfur bersama PT April Pacific Rayon di Pekanbaru, Riau.
“Sebelumnya kami pernah mengirimkan lebih kurang 11.400 Metrik Ton sulfur.” ucap Panca.
PT PEMA meyakini bahwa kegiatan perdana ini berpotensi menjanjikan bagi kemajuan Aceh. Bagaimana tidak, pengelolaan Pelabuhan Kuala Langsa secara tidak langsung dapat menghidupkan kembalk perekonomian sekitar dan menambah kas daerah. Pelabuhan yang aktif secara tidak langsung akan membentuk lingkungan baru bagi masyarakat, dalam hal ini masyarakat memiliki kesempatan bertumbuh dan menciptakan pasarnya masing-masing.
Apabila program pengelolaan Pelabuhan Kuala Langsa berjalan sesuai rencana, PT PEMA akan mengaktifkan bisnis-bisnis dalam komoditas hasil Aceh lainnya untuk dapat diperdagangkan ke luar Aceh melalui jalur laut. Program ini dicanangkan akan menjadi salah satu potensi bisnis yang menjanjikan untuk membawa dan mengharumkan nama Aceh di kancah internasional.